hari ini aku di majalengka konon yang awalnya merupakan asal-usul dari nama kabupaten maja dan merupakan julukan atau sinoim dari kata maja pahit pada zaman kuno.
saya cukup nyaman berda di daerh ini, meskipun hawanya cukup panas akibat terik matahari tapi lebih terik lagi berbagai masalah yang sedang sya alami. sahabat yang sedang marah, karena kemalasanku membaca artikelnya. maja dan lengka, maja merupakan buah yang manis dan legit namun tak semanis apa yang aku rasakan sekarang ini, kesalah pahaman sahabat kecilku yg menjadikan buah maja tag legit lagi, lebih manis teh hangat yang saat ini aku seduh. aku tak bisa jelaskan banyak hal, hari ini liburanku terasa sangatlah pahit, beberapa hal yang akan hati ucapkan tak bisa lagi kuucapkan, hati seakan bisu karena lisan yang tag lagi diindahkan. maja lengka takmanis lagi..maaf kawan
IKBAL FADLIL
Selasa, 27 Mei 2014
Senin, 21 April 2014
RENGEKAN HARIMAU
ketika senarai dendang harapan dilantunkan
aku terbisu
segunung konsumsi mulai dibagikan
ikbal" sahut pemuda berparas lelah mulai menghampiriku
"malah facebookan, temennya bingung malah ditinggal"
aq terbisu dan mulai merangkai jawaban.
"apa bro?" sahutku dengan sedikit agak menyala
dengan nada kesal aku mulai menutup leptop kecilku dan mulai memasuki ruangan bisu tanpa kata, pembicara seakan patung didepan mimbar dikala melantunkan harapan-harapan yang memihak
para pendengar pun saling bersahutan satu sama lain
"promosi ICPee terus", sahut salah satu peserta disebelahku
aku pun tersenyum sipu melihat suara harimau merengek didepan sang kucing
ada apa dengan harimau?
ada apa dengan kucing?
kucing kah yang murah senyum
ataukah harimau yang suka merengek?
entahlah..itu jawaban yang ampuh menjawab semua pertanyaanku
sampai akhir acara itulah yang aku dapat
ketika senarai dendang harapan dilantunkan
aku terbisu
segunung konsumsi mulai dibagikan
ikbal" sahut pemuda berparas lelah mulai menghampiriku
"malah facebookan, temennya bingung malah ditinggal"
aq terbisu dan mulai merangkai jawaban.
"apa bro?" sahutku dengan sedikit agak menyala
dengan nada kesal aku mulai menutup leptop kecilku dan mulai memasuki ruangan bisu tanpa kata, pembicara seakan patung didepan mimbar dikala melantunkan harapan-harapan yang memihak
para pendengar pun saling bersahutan satu sama lain
"promosi ICPee terus", sahut salah satu peserta disebelahku
aku pun tersenyum sipu melihat suara harimau merengek didepan sang kucing
ada apa dengan harimau?
ada apa dengan kucing?
kucing kah yang murah senyum
ataukah harimau yang suka merengek?
entahlah..itu jawaban yang ampuh menjawab semua pertanyaanku
sampai akhir acara itulah yang aku dapat
Minggu, 23 Maret 2014
Istifham
- Istifham
- Tahukah kalian hukum bacaan Lam dan Ra?
- Tahukah kalian tata cara membaca bacaan Lam dan Ra?
- Sudahkan kalian mempraktekkan hukum bacaan lam dan ra dalam Surat al-Humazah dan at-Takaatsur dengan baik?
- Sudah terbiasakah kalian membaca al-Qur’an dengan benar sesuai dengan hukum bacaan Lam dan Ra?
Hukum Bacaan Lam ( ل )
Di dalam
Ilmu Tajwid hukum membaca Lam ada dua macam, yaitu :
- Lam tafkhim ( تفحيم ) tebal / Mufakhkhamah
Lam (ل ) dibaca tebal
jika terdapat pada lafadz JALALAH ( الله ) yang didahului oleh huruf yang
difatkhah ( ـَـ ) atau didhammah ( ـُـ ). Lam yang
terdapat dalam lafadz Jalalah dinamakan lam jalalah. Cara
mengucapkannya ialah dengan menjorokkan kedua bibir ke depan.
Contoh :
- Lafadz
Jalalah ( الله ) yang didahului oleh huruf yang difathah
سََِمعَ اللهُ - قُلْ هُوَاللهُ أَحَدٌ - شَهِدَ اللهُ - لاَإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ
- Lafadz
Jalalah ( الله ) yang didahului oleh huruf yang didhammah
وَرَحْمَة ُاللهِ - يُؤْتِيَهمُ الله خَيْرًا - يُحْبِبْكُمُ اللهُ - عَبْدُ اللهِ
- Lam Tarqiq (ترقيق ) Tipis / Muraqqaqah
Huruf Lam
dibaca Tarqiq dalam dua keadaan, yaitu :
- Lam yang terdapat pada Lafadz Jalalah ( الله ) dibaca tipis jika didahului oleh huruf yang dikasrah ( ـِـ ). Posisi mulut tidak menjorok kedepan.
Contoh :
بِسْمِِ
اللهِ - فِىْ رَسُوْلِِ اللهِ - فِىْ دِيْنِِ
اللهِ أَفْوَاجًا - مِنْ غَيْرِِاللهِ
- Semua Lam yang terdapat dalam lafadz selain lafadz jalalah
Contoh :
اَّلذِى - وَعَلَّمَ - لِكُلِّ - لُمَزَةٍ
- Hukum Bacaan Ra ( ر )
Hukum
membaca huruf ra ( ر ) dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
- Tafhim ( تفحيم ) artinya tebal / Mufakhkhamah
Ra tafkhim
atau mufakhkhamah adalah ra yang dibaca tebal. Sedangkan di dalam Ilmu Tajwid
Ra ( ر ) dibaca tebal jika dalam 5 keadaan, yaitu :
- Jika ra difathah atau difathatain ( رَ / رً )
Contoh :
- Ra
difathahرَبُّكُمْ - رَبِّ الْفَلَقِ - غُفِرَلَهُ - اَلَمْ تَرَ ( ر)
- Ra difathatainنَارًا - خَيْرًا - طَيْرًا - شرًا ( رً )
- Jika ra didhammah atau dhammatain ( رُ / رٌ )
Contoh :
- Ra dhammahرُزِقْنَا - كَفَرُوْا - أَكْبَرُ - نَصْرُاللهِ ( رُ )
- Ra
dhammatainغفورٌ - أجرٌ - مَبرُورٌ - نورٌ ( رٌ )
- Jika ra disukun jatuh sesudah huruf yang difathah atau didhammah
( + رْ ـُـ / رْ + ـَـ )
Contoh :
- Ra sukun
jatuh sesudah huruf difathah ( رْ + ـَـ )
وَأَرْسَلَ
- تَرْمِيْهِمْ - فَأَ ثَرْنَ
بِهِ - وَانْحَرْ
- Ra sukun
jatuh sesudah huruf didhammah ( ــُ + رْ )
تُرْحَمُوْنَ - مُرْسَلِيْنَ - قُرْآنٌ - مُرْتَفَقًا
- Jika ra disukun dan huruf sebelumnya dikasrah tetapi kasrahnya tidak asli dari kalimat itu. ( رْ ِ / kasrah tidak asli )
Contoh : اِرْجِعِىْ - اِرْكَبْ - اِرْحَمْنَا اِرْفَعُوْا
- Jika ra berharakat sukun sedangkan huruf sebelumnya berharakat kasrah asli, namun sesudah ra sukun itu ada huruf ISTI’LA ( إسـتـعـلاء ) yang tidak dikasrah (huruf isti’la tidak dikasrah + رْ + ِ / kasrah asli ). Sedangkan huruf isti’la itu ialah ص - ض - ط - ظ - خ - غ - ق
Contoh : قِرْطَاسٌ - فِِرْقَةٌ - مِرْصَادٌ
- Tarqiq ( ترقيق ) tipis / Muraqqaqah
Ra tarqiq
atau muraqqaqah ialah ra yang dibaca tipis. Di dalam ilmu tajwid ra ( ر ) dibaca tipis jika dalam 4 keadaan, yaitu :
- Jika ra dikasrah atau dikasratain ( ِر / ٍر )
Contoh :
- Ra
dikasrah ( ِر )ِرِمَاحُكُم ْ - كَرِيْمٌ - مِنَ الرِّّجَالِ - تَجْرِى - Ra
dikasratain ( ٍر )بِضُرِّ
- لَفِىْ حُسْرٍ
- Jika ra disukun dan huruf sebelumnya dikasrah yang asli tetapi huruf sesudahnya bukan huruf isti’la. ( bukan huruf isti’la + رْ + ـِـ ).
Contoh : فِرْعَوْنَ - فَبَشِّرْهُ - وَأَنْذَرْبِهِ - مِْرفَقًا
- Jika ra diwaqafkan dan huruf sebelumnya ya sukun ( ra waqaf + يْ )
Contoh :شَيْئٍ قَدِ
يْرٌ- وَهُوَالسَّمِيْعُ الْخَبِيْر
سَمِيْع ٌبَصِيْرٌ- لَكُم ُالْخَيْرُ
- Jika ra diwaqafkan dan huruf sebelumnya dikasrah ( ra waqaf + ـِـ )
Contoh :وَلاَ ناَصِرَ - السََّرآِئرُ - هُوَالْكَافِرُ - بِمُصَيْطِرٍ
- Jawazul Wajhain ( جواز الوجهين ) artinya boleh dibaca tebal dan boleh
dibaca tipis
Huruf ra boleh dibaca tafkhim atau
tarqiq jika ra itu disukun dan huruf sebelumnya dikasrah sedangkan setelah ra
sukun itu ada huruf isti’la yang dikasrah. (huruf isti’la yang dikasrah + رْ + ِ )
Contoh :مِنْ عِرْضِهِ - بِحِرْصٍ
C. MENERAPKAN HUKUM
BACAAN LAM DAN RA’ DALAM AL-QUR’AN SURAT
AL-HUMAZAH DAN
AT-TAKAATSUR
Untuk lebih memperdalam pengetahuan kalian tentang
hukum bacaan lam dan ra maka bacalah al-Qur’an surat al-Humazah dan surat
at-Takaatsur di bawah ini dengan memfokuskan pada kalimat atau jumlah yang di
dalamnya mengandung hukum bacaan lam dan ra. Ucapkanlah huruf lam dan ra yang ada di dalamnya
sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah kalian pelajari. Dengan berlatih secara berulang-ulang dan
sungguh-sungguh Insya Allah kaliah akan lebih menguasai materi yang telah
kalian pelajari.
1. al-Humazah
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ ﴿١﴾ الَّذِيْ جَمَعَ مَالاً وَعَدَّدَهُ
﴿٢﴾ يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ ﴿٣﴾ كَلاَّ لَيُنْبَذَنَّ فِي
الْحُطَمَةِ ﴿٤﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ ﴿٥﴾ نَارُ اللَّهِ
الْمُوْقَدَةُ ﴿٦﴾ الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَىاْلأَفْئِدَةِ ﴿٧﴾ إِنَّهَا عَلَيْهِمْ
مُّؤْصَدَةٌ ﴿٨﴾ فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ ﴿٩﴾
|
2. at-Takaatsur
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ ﴿١﴾ حَتَّى زُرْتُمُ
الْمَقَابِرَ ﴿٢﴾ كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ ﴿٣﴾ ثُمَّ كََلاَّ سَوْفَ
تَعْلَمُوْنَ ﴿٤﴾ كَلاَّ لَوْ تَعْلَمُْونَ عِلْمَ الْيَقِيْنِ ﴿٥﴾ لَتَرَوُنَّ
الْجَحِيْمَ ﴿٦﴾ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِ ﴿٧﴾ ثُمَّ
لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِْ ﴿٨﴾
|
Langganan:
Postingan (Atom)